Pages

Selasa, 04 September 2012

Kala Rindu Menyerukan Namamu


Ma, apakah mama dengar hatiku?
Ritmenya selaras tapi sendu
Warnanya tenang teduh tapi kelabu
Semua pertanda aku rindu
Ma, aku rindu

Rasanya agak lain hari ini, ma
Mengapa waktu membawaku kepada kenangan tentangmu
Yang telah jauh dalam kukubur beserta pedih pilu
Mengapa waktu menyeretku kembali ke dalam rindu akanmu
Setelah aku bertaruh dengan diriku untuk melupakan hangatmu

Ma, aku tidak membencimu
Hanya mengingatmu selalu memaksaku mengerjapkan mataku
Dan diakhiri menetesnya air mata membasahi bantalku
Karena rindu memukulku bertalu-talu
Dan kenyataan mengunciku tersedu
Tanpa bisa menyentuh hadirmu
Menyisakan seonggok rasa yang tak seorangpun tahu
Maka kuputuskan tidak lagi mengingat apapun tentangmu

Ma, berdosakah aku?
Dalam hati terus menyebut namamu
Padahal garis-Nya menyatakan kau dan aku tidak lagi satu
Tapi, apakah tidak sama berdosanya bila kubohongi hatiku?
Karena isak yang tertahan ini hanya bergema rindu
Kalau rinduku bisa kuraih sedikit saja di kalbu,
Mungkin aku lebih berani menatap foto wajahmu
Masalahnya tujuh tahun telah berlalu
Dan hari ini bangkitlah semua sepiku
Nyatanya kau lebih dulu pergi meninggalkanku

Ma, aku bersyukur kepada Allah ketika mengingatmu
Tak peduli betapa besarnya pedih torehan luka itu
Tetapi cukup berbahagia diriku
Boleh menikmati sepuluh tahun bersamamu
Kini tak mau lagi kurajakan pedihnya rindu
Tetapi kusyukuri rinduku padamu
Menantikan waktu-Nya menyatukan lagi kau dan aku
Di rumah-Nya tempat segala sukacita menyatu
Tidak ada lagi sedu sedan ataupun kertak pilu
Hanya senyummu dan senyumku
Yang bersatu dalam pelukan Sang Batu Penjuru

0 komentar:

Posting Komentar