Pages

Senin, 19 Desember 2011

Pelayananku, Persembahanku


MATERI PEMBINAAN PELAYAN PERSEKUTUAN PELAJAR SENTOSA
 “PELAYANANKU, PERSEMBAHANKU”
JUMAT, 11 MARET 2011

A.      PENDAHULUAN
1.    Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata “worship leader”?
2.    Siapakah atau orang yang bagaimanakah yang layak untuk menjadi/disebut sebagai worship leader?
3.    Menurutmu, seperti apakah worship leader yang baik itu? Sebutkan contohnya!

B.      OUT FROM YOUR BOX, PLEASE!
Apa yang mendasarimu untuk memutuskan mengambil pelayanan sebagai seorang worship leader (WL) atau singer, bahkan sampai mau repot-repot datang di hari Sabtu, mengikuti kelas pembinaan?
Pertama sekali sebelum kita belajar tentang cara-cara atau teknik menjadi WL dan singers, kita harus terlebih dahulu memiliki perspektif yang benar mengenai WL itu sendiri.
1.    Menjadi WL supaya saya diselamatkan atau karena saya sudah diselamatkan?
2.    Menjadi WL supaya talenta saya semakin berkembang atau karena saya sudah dipercayakan atau diberikan talenta dari Tuhan?
3.    Menjadi WL supaya saya dikenal orang lain atau karena saya sudah dikenal Tuhan?
4.    Menjadi WL supaya Tuhan memberkati saya atau karena saya sudah mengalami berkat-berkat Tuhan?
5.    Menjadi WL supaya saya senang, puas, dan bangga karena orang lain mengatakan saya berhasil memimpin dengan baik atau supaya Tuhan senang, puas, dan bangga karena saya memberi diri kepada-Nya?
Renungkan Hal Ini:                                                                      
Sesungguhnya dalam pelayananku, siapakah yang menjadi fokus perhatianku, “aku” atau “Tuhanku”?

C.      APA SIH WL ITU SEBENARNYA?
Worship leader atau WL, bukan hanya sebatas pemimpin nyanyian/lagu ataupun pembawa acara dalam ibadah. Sesungguhnya, pengertian WL yang sebenarnya jauh lebih dalam daripada itu.
Bila ditinjau dari segi harafiah, kata “WL” merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Inggris, yaitu “worship” dan “leader”. kita akan secara seksama memperhatikan keduanya.
I.        WORSHIP
Kata “worship” dalam akar kata bahasa aslinya terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
1.         Proskuneo” (berlutut sampai muka mencium tanah)
Digunakan untuk menggambarkan hubungan vertikal, yaitu antara kita dengan Allah. Bagaimana kita merendahkan hati kita di hadapan Allah, dan menyembah-Nya dengan mengakui kedaulatan-Nya.
2.         Avodah”
Berbicara secara horizontal mengenai hubungan kita dengan orang lain. Kaitan dari keduanya amat erat, dimana ketika kita menyembah Allah dengan benar, penyembahan itulah yang menjadi gaya hidup kita, sehingga penyembahan itu senantiasa kita hidupi dan terlihat nyata melalui sikap hidup kita.
                         Adapun penyembahan dapat meliputi beberapa aspek, antara lain:
·         Ketaatan absolut kepada Allah (Kej 12:1-9; 22:1-22)
·         Penyerahan, persembahan, dan pengorbanan (Kej 22:1-22)
·         Peleburan diri untuk menjadi satu dengan Allah (Kej 5:21-24; 6:9; Gal 2:20; I Kor 5:17)
·         Ekspresi yang meluap/keluar dari hati (Mzm 34:2; 104:33-34)
II.    LEADER
Kata “leader” merupakan penambahan subjek dari kata kerja “to lead” dalam bahasa Inggris yang artinya memimpin. Berarti, secara harafiah, leader berarti pemimpin. Pertanyaannya, pemimpin apa dan pemimpin yang bagaimana?
·         Memimpin kepada pengenalan akan Allah dan kebenaran Firman Tuhan
·         Memimpin dalam kepenuhan roh
·         Memimpin dalam kasih dan kepada kasih
·         Memimpin dalam setiap aspek kehidupan pribadi
·         Memimpin bukan untuk “gue”; bukan “suka-suka gue”; tetapi memimpin untuk Tuhan dan seturut kehendak Tuhan.

D.      TERUS, APA DONG FUNGSI SEORANG WL?
Seorang WL memiliki fungsi mutlak tidak hanya di gereja/persekutuan, melainkan juga dalam seluruh aspek kehidupannya, seluruh hidup dan matinya.
1.       Fungsi WL dalam ibadah/persekutuan/organisasi pelayanan/gereja
·         Menjadi pemimpin ibadah dan bertanggung jawab atas seluruh jalannya acara ibadah
·         Menjadi imam/pengantara dan wakil jemaat dalam menaikkan puji-pujiannya kepada Allah
·         Menjadi alat Allah dalam pelayanan pekerjaan-Nya
2.       Fungsi WL dalam kehidupan sehari-hari
Seseorang yang sudah berkomitmen memberi dirinya melayani sebagai seorang WL, mutlak menyandang status “worshipper” (penyembah) bahkan sampai akhir hidupnya. Oleh sebab itu, WL haruslah memiliki perbedaan yang kelihatan daripada orang-orang lain.
Perbedaan-perbedaan tersebut meliputi perbedaan cara pandang terhadap sesuatu, sikap/tingkah laku sehari-hari, cara/gaya hidup, aktivitas sehari-hari, dan segala hal yang bisa kelihatan orang lain.
Adapun setiap WL harus menjaga kekudusan dan kesucian dirinya sebagai kesaksian yang hidup bagi Tuhan, bagi sesama dan bagi dunia. Akan menjadi sia-sia apabila seseorang dikenal sebagai WL yang cukup “hebat” dalam pelayanan gereja namun keluarganya, teman-teman dan gurunya memiliki pandangan negatif tentang dirinya.

E.       ADA NGGAK SIH KRITERIA SEBAGAI SEORANG WL?
ADA BANGET! Seorang WL harus terlebih dulu memiliki keyakinan yang benar akan konsep keselamatan hidupnya (percaya dan menerima Kristus sebagai juruselamat pribadi), memiliki integritas yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan dan sesama dan sungguh-sungguh mempersembahkan dirinya dipakai sebagai alat Tuhan, serta menjaga kesaksian yang baik dari hidupnya. Selain itu, seorang WL juga memiliki kriteria sebagai berikut:
1.       Kriteria Rohani, meliputi:
a.       Lahir baru dan memiliki buah pertobatan
b.      Memiliki karakter Kristus dan kepenuhan Roh Kudus
c.       Seorang yang suka berdoa dan hidup dalam Firman Tuhan
d.      Seorang penyembah Allah
e.      Menjaga kekudusan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari sebagai persembahan di hadapan Tuhan dan menyatakan kesaksian hidup yang baik bagi dunia dan sesama.
2.       Kriteria teknis, meliputi
a.       Memiliki talenta vokal dan komunikasi yang baik
b.      Mengerti dasar-dasar musik
c.       Mampu memimpin
d.      Memiliki dan mengembangkan perbendaharaan lagu pujian
e.      Mau dan mampu diajar

F.       PERSIAPAN APA SAJA YANG HARUS KULAKUKAN SEBAGAI SEORANG WL?
1.       PERSIAPAN ROHANI
a.       Setia dalam waktu doa dan saat teduh pribadi, serta dalam kehidupan bergereja.
b.      Membaca Firman Tuhan.
c.       Penyembahan pribadi.
d.      Selalu menjaga kekudusan.
e.      Doa dan puasa secara khusus.
f.        Pemurnian motivasi, merendahkan diri. 
2.       PERSIAPAN PRIBADI
·         Ingat mental Blackberry?
“Belajarlah dari orang lain, jangan belajar menjadi orang lain.”
·         Lebih baik menjadi orang yang MAU daripada menjadi orang yang MAMPU. Kalau kamu mau tetapi tidak mampu, Tuhan bisa mampukan. Tapi kalau kamu mampu tapi tidak mau, Tuhan bisa suruh batu atau apapun untuk menggantikan pelayanan yang tadinya dipercayakan kepadamu.
3.       PERSIAPAN TEKNIS
a.       Mengetahui dan mempelajari thema ibadah, dan mencari/menyeleksi setiap nyanyian yang disusunnya.
b.      Pemilihan lagu, apakah kita menguasai lagu tersebut? dan apakah jemaat mengenal lagu tersebut?
c.       Menjaga kualitas vocal, latihan pernafasan.
d.      Persiapan team, latihan bersama team musik & Singer.
e.      Memperhatikan waktu dan durasi ibadah.
f.        Kondisi atau keadaan Jemaat yang akan kita layani (usia, karakter, jumlah).
g.       Kondisi lokasi dan waktu pelayanan.

0 komentar:

Posting Komentar