Pages

Senin, 19 Desember 2011

Boleh Nggak Ya?


“BOLEH NGGAK, YA?”

Nats Alkitab:
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu berguna.
“Segala sesuatu diperbolehkan.” Benar, tetapi bukan segala sesuatu membangun.
(I Korintus 10:23)

Pendahuluan
·         Sudah banyak teman-teman saya sesama peserta ST 2011 yang membahas prinsip-prinsip kekudusan dari sudut pandang teologis. Izinkan saya untuk menyampaikan prinsip kekudusan dari sudut pandang aplikatif, yaitu langsung kepada penerapan yang dapat kita lakukan bersama-sama di lingkungan kita, khususnya sebagai pelajar.
·         Dalam porsi kita sebagai siswa SMA, bicara soal kekudusan tidak selalu soal pornografi. Memang, pornografi adalah salah satu faktor utama di dalamnya, namun masih sangat banyak hal-hal sederhana—yang mungkin kita anggap hal kecil—yang kita lihat, dengar, bahkan mungkin kita lakukan setiap hari. Sadar atau tidak, hal-hal kecil tersebut mempengaruhi kekudusan diri dan kekudusan hidup kita, terutama di mata Tuhan dan sesama kita.

Isi (Pemaparan Firman Tuhan melalui Contoh Praktis)
1.       Mari kita bersama-sama mempelajari Bagian Firman Tuhan ini (I Kor 10:23) dengan bersama-sama melihat langsung kepada 2 contoh “hal kecil” yang terjadi di dunia pelajar saat ini—termasuk kita di dalamnya.
·      Contoh pertama, NYONTEK.
v  Tidak ada ayat Alkitab yang berbunyi: “Hai anak-anak, janganlah menyontek apabila kamu sedang menghadapi ujian. Dan janganlah menyalin PR teman apabila kamu malas megerjakan.”
v  Tidak ada pasal di Undang-Undang Dasar yang mengatur: “Siswa/i Sekolah Dasar dan Menengah baik negeri maupun swasta tidak diperbolehkan melakukan contek-menyontek dalam bentuk apapun.”
·         Contoh kedua, ROKOK.
v  Tidak ada ayat Alkitab yang berbunyi: “Barangsiapa yang merokok di antara kamu, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.”
v  Tidak ada pasal di Undang-Undang Dasar yang mengatur: “Seluruh warga negara dilarang keras menggunakan rokok dan sejenisnya dimanapun, kapanpun, dan karena alasan apapun” (Logikanya, kalau ada UU seperti itu, devisa negara anjlok drastis J)
v  Memang ada peraturan per-UU lokal yang mengatur soal rokok, tetapi perhatikan, peraturan itu hanya mengatur tempat-tempat atau daerah bebas rokoknya saja. Berarti keluar dari daerah bebas rokok tersebut, penggunaan rokok masih dilegalkan.

2.       Sekarang, kita akan bersama-sama membahas pemecahan dan penyelesaian kedua contoh kasus di atas.
·      Kalau semua ternyata diperbolehkan, hanya ada 2 penentu pertimbangan yang perlu kita perhatikan sebelum memutuskan untuk melakukan sesuatu. Penentu tersebut adalah BERGUNA dan MEMBANGUN.
v  Kalau saya menyontek, itu berguna atau tidak?
v  Kalau saya merokok, itu membangun atau tidak?
v  Kalau saya minum minuman keras, itu berguna atau tidak?
v  Kalau saya menghamili pacar saya, itu membangun atau tidak?
·      Dengan seribu alasan, tingkat BERGUNA dan MEMBANGUN dari suatu tindakan juga dapat kita buat-buat atau kita manipulasi.
v  Kalau saya menyontek, saya bisa naik kelas.
v  Kalau saya memberi contekan, saya sudah membantu teman saya naik kelas.
v  Kalau saya merokok, berarti saya menghidupi pedagang asongan, petani tembakau, dan menambah devisa negara.
v  Kalau saya menghamili pacar saya, berarti menjalankan perintah Allah yang pertama kali diberikan kepada manusia: “Beranak cuculah dan bertambah banyaklah”
·      Mari, kita kembali kepada kebenaran yang sejati.
v  Standar benar-salah, baik-buruk, kudus-cemar yang kita gunakan itu standar siapa? Standar manusia yang terbatas atau standar Allah yang sempurna?
v  “Berguna” dan “membangun” untuk siapa? Apakah “berguna” menurut saya pasti “berguna” juga bagi orang lain? Apakah “membangun” menurut saya bisa “membangun” lingkungan saya juga?
v  “Berguna” dan “Membangun” untuk jangka waktu berapa lama? Apakah hanya untuk saat ini saja (asal saya puas) atau akan dapat bertahan sampai saya punya anak dan cucu?

Kesimpulan
·         Apapun yang kita perbuat, perbuatlah itu untuk Tuhan dan dengan motivasi yang benar, untuk menjadi kesaksian bagi orang-orang sekitar kita terutama yang belum percaya, supaya mereka dapat melihat Kristus di dalam diri kita.
·         Kembalilah kepada kebenaran yang sejati.
v  Memang tidak ada tertulis di Alkitab “tidak boleh nyontek”; tetapi mutlak bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan” (Amsal 1:7)
v  Tidak ada pula ayat yang mencatat “tidak boleh merokok”; tetapi jelas dikatakan “Kamu adalah bait Allah dan Roh Kudus diam di dalam kamu” (I Kor 3:16). Selain itu, tercatat pula “persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada Allah” (Roma 12:1)

Penutup
·         Pertanyaan-pertanyaan di atas tidak perlu kita jawab di sini ataupun kita beritahu ke teman senelah kita. Mari kita bersama merenungkan pemaparan dan pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menjawabnya secara jujur di dalam hati kita, jauh dimana hanya kita dan Tuhan yang tahu.

NB:
ini adalah naskah kotbah yang saya susun untuk teman saya :)

 

1 komentar:

Pujilah TUHAN mengatakan...

salom,,semoga saja kita dapat menjadi orang-orang yang melakukan kebenaran firman TUHAN dengan sungguh-sungguh dan tidak setengah-setengah.

Posting Komentar