Pages

Minggu, 27 Mei 2012

Waktu Teduh: Teladan-Nya Bagiku


Hari itu, Sabat ketika kami begitu banyak melakukan pekerjaan

Ah, aku lelah sekali! Seharian ini terlalu banyak aktivitas yang kami kerjakan. Ketika Sabat mulai beberapa jam yang lalu, kami mengikuti-Nya pergi ke rumah ibadat. Ia mengajar dan bersoal jawab dengan para pemuka agama. Betapa takjub kami dibuat oleh pengetahuan-Nya. Tiba-tiba di sana datang seorang yang berteriak dan menggeliat dengan hebatnya. Kata orang, dia kerasukan roh jahat. Mereka membawa orang itu ke hadapan-Nya. Lalu Ia menghardiknya dan menyatakan kuasa-Nya, membebaskan si penderita dari belenggu yang mengikatnya.
                Sekeluarnya dari situ Ia bersama Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon. Ia menyembuhkan ibu mertua Simon dari demamnya. Lantas malam menjelang dan banyak orang mendatangi-Nya minta disembuhkan dari berbagai keluh kesah sakitnya dan setan-setan yang menghancurkan hidup mereka. Ia melakukannya. Satu demi satu dijamah dan dialiri kuasa-Nya.
                Setelah malam tiba, waktunya bagi kami beristirahat! Aku sudah menyiapkan tempat peristirahatan bagi kami semua. Kurasa sudah menjelang pagi berikutnya ketika kami sampai di pembaringan dan Ia juga bersama-sama dengan kami.
                Namun baru sekejap tidurku kurasa, Simon dengan gaduhnya membangunkan kami semua. Simon mengajak kami mencari  Dia yang beranjak dari posisinya. Ketika kami keluar, kami mendapati-Nya duduk diam berdoa di tempat yang begitu hening dan sunyi. Bayangkan, ini masih gelap gulita, bahkan sinar matahari saja belum nampak warnanya. Seharian ia begitu banyak melakukan segala-gala, tapi di waktu seperti ini Ia sudah menyatu dengan keheningan dan menikmati doanya. Waktu teduh, katanya, untuk berjumpa dengan Bapa-Nya. Waktu teduh, kata-Nya, untuk melakukan yang terutama.
               
Hari ini, jauh setelah hari itu
Setelah Ia menggenapi rencana-Nya mati bagi seluruh umat manusia dan dibangkitkan kembali, setelah Ia naik ke sorga dan memenuhi kami dengan Roh-Nya yang berkuasa, barulah aku menyadari dengan jelas, betapa kami sungguh membutuhkan waktu teduh seperti yang dilakukan-Nya. Ya, waktu teduh memampukan kami beroleh aliran damai sejahtera dan sukacita. Menguatkan kami untuk terus bekerja dan berkata-kata menyampaikan Kabar Sukacita hingga nanti kedatangan-Nya yang kedua. Waktu teduh menyadarkan kami untuk selalu bersandar di bawah kuasa daulat-Nya dan bernaung dalam lembut kasih-Nya. Waktu teduh memampukan kami meresapi nyata hadir-Nya dalam setiap bagian kehidupan kami. Hari ini aku menuliskan ceritaku kepadamu, sobat, untuk mengajakmu menikmati waktu teduhmu yang selama ini mungkin terabaikan. Dia yang memulihkan keberadaanmu dengan darah dan nyawa-Nya, Dia juga selalu memulihkan bagian-bagian hidupmu yang lain, terutama waktu teduhmu dengan-Nya. Adakah kau mau datang dan berteduh bersama-Nya?

Markus, salah satu dari dua belas rasul Yesus Kristus.

NB:
Tulisan ini merupakan intepretasi MHB 2 ke dalam bentuk prosa. Menarik sekali ketika mengerjakannya karena aku terus diingatkan untuk mensyukuri segala hal. Mensyukuri keselamatanku, mensyukuri waktu-waktu teduhku, dan mensyukuri relasi indah dengan kakak yang dianugerahkan-Nya kepadaku, dr. Sandy Grace Tindage.

0 komentar:

Posting Komentar