Pages

Jumat, 20 April 2012

Memulai Hidup Baru: Sebuah Kesempatan

“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah  yang telah mengasihi aku  dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
Galatia 2:20
Menerima Kristus (lahir baru) adalah sebuah keputusan terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan menerima Kristus, seseorang mutlak memiliki kehidupan kekal, keberpindahan dari maut kepada hidup, dari gelap kepada terang, dari dunia ini kepada Kristus. Namun, menerima Kristus bukanlah suatu akhir, melainkan sebuah awal. Menerima Kristus merupakan awal dari kehidupan yang baru dan kehidupan yang berkelimpahan dalam menggenapi rencana Allah. Tidak cukup bagi seseorang apabila ia hanya menerima Kristus saja, tetapi setelah itu ia tidak memberi hidupnya diperbaharui—atau ia tidak mengerjakan keselamatan yang telah diperolehnya itu.
                Jika seseorang telah menerima Kristus, disana akan terjadi perubahan-perubahan. Perubahan tersebut bersifat revolusioner dan menyeluruh. Perubahan-perubahan tersebut (menurut saya) tidak terjadi secara langsung jadi (meskipun ada juga orang yang setelah percaya langsung berubah secara total, itulah kasih karunia baginya) melainkan melalui proses, dan berlangsungnya bertahap. Satu demi satu sifat dan kebiasaan lama mulai ditanggalkan dan diganti dengan cara hidup yang sesuai dengan kehendak dan Firman Allah. Dalam diri saya, saya merasakan perubahan tersebt terjadi perlahan-lahan (ah, mungkin lebih tepatnya terlalu lamban sehingga hampir-hampir tidak terasa) dan hingga saat ini, saya terus belajar untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak Allah, sebagai bagian dari perubahan yang menyeluruh tersebut.
                Kadang kala, yang membuat seseorang sulit berubah dan bertumbuh adalah kondisi hatinya yang mungkin belum diperbaharui seutuhnya. Seseorang yang sudah menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya memang tidak hidup dalam dosa lagi, tetapi luka-luka masa lalu dan kepahitan yang masih ada di dalam hatinya—yang belum dibereskan—akan menghalangi pertumbuhan dan perubahannya, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, diperlukan kerelaan dari seorang percaya untuk menyerahkan seluruh hati dan hidupnya kepada Kristus untuk dipulihkan dan diperbaharui seutuhnya, dan kemudian ia juga menghidupi hidupnya selaku orang-orang yang telah diselamatkan dan dipulihkan.
                Saya bersyukur, saya telah menerima Kristus dan itu berarti jaminan kehidupan kekal adalah milik saya. Dan pada saat ini, saya telah dan akan terus menyerahkan hati dan hidup saya untuk mengalami pemulihan dan pembaharuan, setiap hari semakin serupa Kristus, seiring dengan perjalanan saya menghidupi kebenaran sejati dalam iman dan integritas yang saya teladani dari Kristus sendiri.
                Jaminan yang menyegarkan bagi saya dan bagi kita semua adalah sekalipun suatu waktu saya akan gagal dalam “proses seumur hidup” ini, saya sekali-kali tidak akan ditinggalkan, dan jaminan keselamatan itu sekali-kali tidak akan terlepas lagi. Saya adalah anak Allah yang tetap dan selalu menjadi anak Allah, karena setelah saya menerima Kristus, saya tidak lagi berada di bawah kuasa dosa. Meskipun saya mungkin akan berbuat dosa lagi pada suatu kesempatan, namun bukan berarti saya berada di bawah kuasa maut lagi. Tidak, karena penebusan yang dilakukan Kristus adalah penebusan yang sempurna—membayar seluruh dosa-dosa saya, baik dosa masa lalu, masa sekarang, maupun masa yang akan datang.
                Memulai hidup baru adalah sebuah kesempatan. Ketika kita mati nanti, tentu kita berharap hal-hal yang baik yang kita tinggalkan di dunia. Perbuatan baik yang kita lakukan bukan lagi dimotivasi oleh keinginan mencari jalan keselamatan. Perbuatan baik yang kita lakukan adalah buah dari kehidupan kita yang baru, yang bertujuan untuk mempermuliakan nama Sang Pembaharu Hidup. Terpujilah Tuhan!

Sebuah refleksi dari Memulai Hidup Baru # 1
Credit to my lovely sister, dr. Sandy Grace Tindage

0 komentar:

Posting Komentar