Pages

Jumat, 13 Januari 2012

Mama, Pandulah Aku Untuk Dapat Memandu Negeri

Mama, pandulah aku untuk dapat memandu negeri
Bersumbangsih nyata bagi masa depan republik ini
Sehingga malaikat sorga bisa tersenyum dan bernyanyi
Karena apa yang dicipta Tuhan dengan asri telah kembali

Mama, pandulah aku untuk dapat memandu negeri
Sehingga “Bangkit Memandu Bangsa” bukan hanya judul literasi
Dan jiwa nasionalis sekaliber Pak Tumanggor tidak hanya jadi mimpi
Melainkan kita wujudkan dengan aksi dan konklusi

Mama, pandulah aku untuk dapat memandu negeri
Mungkin aku tidak dapat menghempas para jago korupsi
Namun aku juga tidak mau bila hanya mampu menulis puisi
Tuntunlah aku hidup dalam integritas nan berani
Apa yang benar tetap benar meskipun tidak ada pengawasan polisi
Bukankah Tuhan selalu berbicara melalui akal sehat dan hati nurani?

Mama, pandulah aku untuk dapat memandu negeri
Bimbing aku supaya jangan dulu pikir yang tinggi-tinggi
Tetapi mewujudkan kesadaran hidup berbakti
Dalam segala lakon dan tempat dan situasi
Bukan hanya mengendap di kepala sebagai sebuah logi

Mama, pandulah aku untuk dapat memandu negeri
Menurutku itulah kebutuhan kita saat ini
Memandu negeri karena cinta bumi pertiwi
Dan satu lagi karena kita ini Nasrani
Bukankah kebenaran sejati yang kita miliki
Akan relevan bila dipersentuhkan dalam setiap lini?
Dengan demikian kaum Nasrani dapat berfungsi
Cinta Tuhan tetapi juga membumi
Melayani Tuhan lewat karya nyata yang diberi

Mama, pandulah aku untuk memandu negeri
Karena aku akan gagal bila memandu sendiri
Karena nasehat Mama yang menuntunku ke jalan pelangi
Karena doa Mama yang menjamin terangku tidak mati
Karena tamparan Mama yang menjadikanku tidak tinggi hati
Karena teladan Mama yang lebih dahulu memandu negeri jadi harus kuikuti

Mama, pandulah aku untuk memandu negeri
Diawali dari sikap hati yang hormat-menghormati
Kejujuran dan kebenaran berlaku seimbang setiap hari
Kasih dan keadilan yang selalu aku nafasi
Doa dan aksi yang selaras dan tidak menang sendiri
Apa yang kugeluti kulakukan sepenuh hati
Niscaya Pancasila akan bergema lagi
Dan Kristus Tuhan tidak akan tidak terpuji

Bagi Mama yang telah melahirkanku melalui doa dan cintanya
Bagi bangsa ini yang telah menanti aku dengan segala kiprahku
Dan bagi Tuhan yang telah memanggil dan memilih aku

Catatan:
Ditulis setelah selesai membaca bab pertama buku “Bangkit Memandu Bangsa” karya Samuel Tumanggor.

0 komentar:

Posting Komentar