Pages

Senin, 19 Desember 2011

Terus Terang, Terang Terus

TEMA NATAL GABUNGAN SEKOLAH SENTOSA 2011
“TERUS TERANG, TERANG TERUS”

NATS ALKITAB
Filipi 2:12-18 dan referensi lain dari pembicara.
Ayat Mas pada Filipi 2:15 (TB)
“supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia.”

LATAR BELAKANG
                Berita natal tahun ini bukan lagi berita natal yang pertama. Sudah setiap tahun natal dirayakan di seluruh belahan dunia, baik oleh orang Kristen maupun orang non-Kristen. Sifatnya yang dulu menjadi perayaan religius kini mengalami perluasan makna, bukan lagi hanya religius atau agamawi melainkan sudah berubah menjadi perayaan tahunan, yaitu berupa hari besar yang wajib dirayakan besar-besaran menjadi sebuah season belaka. Karena manusia terlalu sering menikmati perayaan natal beserta segala bentuk gemerlapnya, makna atau esensi dari natal yang sesungguhnya mulai menghilang. Bahkan bagi sebagian orang Kristen sekalipun, atau bahkan juga bagi para rohaniwan sekalipun, makna natal telah bergeser menjadi momen untuk bersibuk ria melakukan berbagai-bagai kegiatan pelayanan. Padahal sesungguhnya, natal pertama dua ribu tahun yang lalu merupakan momen yang begitu luar biasa, momen penyatuan surga dengan dunia, momen Allah yang kekal dengan manusia yang fana (Yoh 1:14), momen datangnya terang yang sesungguhnya dan sejati (Yoh 1:9), dan terutama sebagai wujud pernyataan kasih Allah yang terbesar kepada manusia melalui Yesus Kristus (Yoh 3:16).
                Seiring dengan memudarnya esensi dalam perayaan natal, moral manusia pun mulai memudar. Dengan begitu maraknya fenomena-fenomena yang terjadi—yang kebanyakan dimulai dari niat buruk atau sikap hati yang buruk dari manusia itu sendiri—kita hampir mendekati atau bisa jadi malah sudah memasuki suatu kondisi yang disebut krisis moral. Orang yang baik menjadi sangat baik, orang yang jahat menjadi tambah jahat dan keduanya menjadi amat senjang. Si jahat tidak bisa menjadi baik karena tidak ada yang menuntunnya kepada kebaikan, sementara si baik juga tidak berusaha menularkan kebaikkannya kepada si jahat karena tidak mau peduli. Dampaknya, orang yang “jahat”—yaitu mereka yang belum mengenal Kristus—semakin jauh dari Kristus, semakin jauh dari Sang Terang sejati itu sendiri. Sementara orang-orang yang “baik”—yaitu mereka yang sudah percaya Kristus, menjadi bagian dalam kehidupan kekristenan maupun kehidupan bergereja—juga semakin jauh dari fungsi mereka yang sesungguhnya sebagai terang bagi dunia yang gelap.
                Karena itu, diperlukan suatu pembaharuan atau renewing dalam pola pikir dan pemahaman baik orang Kristen maupun non-Kristen untuk kembali kepada Sang Terang yang Sejati, kembali kepada esensi natal pertama, kembali kepada kebenaran yang absolut (Alkitab), supaya yang gelap dapat melihat terang, dan yang sudah terang dapat menjalankan fungsinya dengan sungguh-sungguh dalam menerangi yang gelap.


FOKUS TEMA
Memberi pemahaman Firman Tuhan kepada siswa/i, guru, dan karyawan SMP/SMA/SMK dalam hal:
1.       Jika mereka dapat merayakan natal tahun ini, bukan semata-mata perayaan tahunan ataupun tradisi berbalut religi, melainkan sungguh-sungguh sebagai momen yang esensial, yaitu momen datangnya Terang Sejati.
2.       Ajakan untuk mereka yang belum percaya (masih berada dalam gelap dan belum menemukan Terang yang Sesungguhnya) untuk datang kepada Kristus dan mengalami pembaharuan hidup di dalam Kristus.
3.       Ajakan untuk mereka yang sudah percaya (atau mungkin sudah terlibat pelayanan) untuk menghidupi kembali peran mereka sebagai terang di tempat yang gelap, bukan menjadi terang di tempat terang dan bukan juga menjadi terang yang tidak kelihatan terang.

SASARAN TEMA
Setelah mendengarkan pemberitaan Firman Tuhan, diharapkan:

  1.  Siswa/i, guru, dan karyawan yang belum percaya dapat menyadari kasih Kristus akan hidupnya dan menyerahkan hidupnya untuk mempercayai Kristus dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya pribadi.
  2. Siswa/i, guru, dan karyawan yang sudah percaya dan mungkin sudah melayani dalam berbagai bentuk kegiatan rohani dapat kembali menyadari fungsi mereka yang seharusnya yaitu menerangi mereka yang gelap, tidak hanya menerangi diri sendiri, tidak hanya menerangi komunitas sejenis, dan tidak hanya berkutat dalam rutinitas atau segala bentuk atribut berbau pelayanan maupun kerohanian.
  3. Siswa/i, guru, dan karyawan yang sudah percaya namun belum melayani dapat menyadari keindahan pelayanan sebagai bentuk  rasa syukur kepada Allah sehingga mereka dapat turut terlibat dalam pelayanan tanpa mengesampingkan kebutuhan untuk menerangi kegelapan.

0 komentar:

Posting Komentar